organisasi


PENGERTIAN KELOMPOK

May 
11


KELOMPOK
Kelompok merupakan salah satu konsep penting dalam sosiologi, namun belum ada suatu kesepakatan mengenai definisi suatu kelompok. Tapi ada suatu definisi kelompok yang lebih disenangi oleh para sosiolog yang mengartikan istilah kelompok itu adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi (Paul B Horton) maka bila ada 2 orang yang antri di toilet tidak bisa disebut suatu kelompok, tetapi bila orang tersebut melakukan suatu interaksi dalam bentuk apapun, maka bisa disebut sebagai kelompok.Karena manusia itu memang spesial tidak seperti makhluk Tuhan lainnya,misalnya saja bayi tidak bisa hidup tanpa bantuan orang tuanya,karena manusia itu mempunyai suatu akal , pikiran , naluri , perasaan , hasrat , dan juga nafsu , tidak seperti burung yang terkurung dalam sangkar.
Dalam berhubungan antar manusia,manusia memiliki suatu hasrat yaitu hasrat untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat) dan juga dengan lingkungan di sekitarnya,maka untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia membutuhkan suatu pikiran, perasaan dan kehindak. Jadi pada dasarnya pengertian dari kelompok itu adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dan saling berinteraksi. Maka dari semua itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial/social group, sehingga untuk terbentuknya suatu kelompok tersebut diperlukannya beberapa persyaratan, yaitu:
· Adanya kesadaran sebagai dari suatu kelompok
· Memiliki suatu struktur,kaidah serta pola perilaku yang sama
· Mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan di antara anggotanya
· Mempunyai kepentingan bersama
· Adanya interaksi dan komunikasi diantara anggotanya
(Teori Paul B Horton dan Chester L Hunt buku sosiologi jilid 1 edisi ke 6)
Tipe-tipe kelompok sosial
1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
Tipe kelompok sosial ini dapat di klasifikasikan melalui beberapa sudut pandang,seperti George Simmel sosiolog asal Jerman yang mengambil ukuran dari besar kecilnya jumlah anggota kelompok, tetapi ada juga yang mengambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok tersebut,kemudian ada juga yang mengklasifikasikan dari pola interaksi suatu kelompok, tetapi ukuran ini dikembangkan lagi oleh Stuart Chapain dengan penambahan tentang tinggi rendahnya derajat kelekatan hubungan anggota-anggota kelompok sosial tersebut
Ukuran lainnya adalah menurut kepentingan dan wilayah,misalnya saja suatu masyarakat yang tinggal di tempat dengan letak geografis yang sama, akan senangtiasa saling berinteraksi dan juga berhubungan untuk selalu memenehui kebutuhan mereka karena mereka mempunyai suatu kesamaan. Tetapi berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran lain dari tipe-tipe sosial, misalnya saja suatu kerumunan merupakan suatu kelompok yang yang waktunya sebentar saja karena kepentingannya pun tidak berlangsung lama,berbeda dengan kelas atau komuniti mereka memiliki kepentingan yang bersifat permanen. Tetapi harus diperhatikan juga kelompok sosial ini bukan ditimbulkan oleh naluri manusia untuk hidup dengan seksama, tetapi kelompok merupakan suatu bentuk nyata yang di dalamnya adalah suatu kebutuhan dari manusia.
2. Pandangan individu tentang kelompok sosial
Dalam suatu masyarakat yang kompleks biasanya individu itu mejadi anggota dari suatu kelompok sosial, mungkin karena atas dasar ras, seks, kultur dan sebagainya. Akan tetapi biasanya kelompok dalam bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya, keanggotaan dari kelompok itu bersifat sukarela. Maka dari hal tersebut terdapat suatu derajat, tingkatan dan arti tertentu, dalam keanggotaan tetentu yang bagimana individu di dalam suatu kelompok sosial sehingga terdapat dorongan pula sebagai anggota dari kelompok sosial. Dan ada juga tolak ukur bagi individu untuk berkelompok karena adanya suatu sisi, misi dan tujuan yang selaras dengan si individu untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
3. In-Group (kelompok sendiri) dan Out-Group (kelompok luar)
Pengertian tentang kelompok mendapat suatu sumbangan penting, yang masih tetap berharga dari William Graham Summer (1840-1910) dengan ajaran tentang “In group” dan ”Out group”feeling
Antara anggota kelompok terdapat suatu perasaan ikatan yang satu dengan yang lainnya , yang disebut dengan perasaan dalam kelompok atau “In group” , sebaliknya terhadap orang dari luar terdapat perasaan yang disebut dari luar kelompok atau “out group” .
Anggota kelompok sendiri dipandang sebagai “orang kita” bukan orang lain “keluarga sendiri” dan sebagainya, yakni ada sedikit banyak identifikasi di antara oknum dengan kelompoknya, tetapi anggota dari kelompok lain dipandang sebagai “orang lain/asing”(bukan orang kita). Apabila suasana kurang memuaskan tak jarang orang dalam kategori lain itu disebut atau dipanggil dengan ejakan kategirls.
Perasaan “In group” terhadap ”orang kita” dapat bervariasi dari sikap ramah-tamah dan good-will sampai menjadi solidaritas mati-matian. Begitu pula sikap “Out group” dapat beralih dari sikap menyisih orang lain sampai sikap bermusuhan dengan keras.
4. Kelompok sosial primer, sekunder, formal dan informal
Menurut “Charles Horton Cooley “ mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok skunder yang di tulis dalam Social Organization pada 1909.
· Kelompok primer
adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal dekat antar anggotanya serta mempunyai kerjasama yang erat yang bersifat dekat dalam arti pribadi di dalam kehidupannya. Kelompok ini cara berinteraksi dan berkomunikasinya secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara,jadi dengan adanya hal tersebut menjadi suatu tujuan dari individu menjadi juga tujuan dari kelompok yang menjadikan suatu hubungan timbal balik antara kelompok dengan anggotanya.
Misalnya:keluarga, RT, kawan sepermainan, dan lain-lain.
· Kelompok sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan ini biasanya bersifat obyektif.
Misalnya:partai politik , serikat kerja dan lain-lain
(Perbedaan antara kelompok primer dan skunder adalah ada pada cara berinteraksi di dalam kelompok).
· Kelompok formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan dan Anggaran Dasar (AD) , Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi
Contoh dari perkumpulan ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART
· Kelompok informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan seseorang.Keanggotaan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaanya biasanya ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati.
(Pembeda antara kelompok formal dan informal ada pada aturan-aturannya)
5. Pelapisan kelompok di dalam masyarakat
Menurut lapisan di dalam masyarakat , kelompok di bagi menjadi 2 :
a. Kelompok Horisontal yaitu anggota dari kelompok ini berada pada suatu tingkat sosial yang sama. Jadi kelompok ini mempunyai banyak kesamaan di dalam kehidupan anggotanya karena mungkin taraf ekonomi anggota kelompok ini sama dan juga punya pola hidup yang sama pula.Ex:serikat buruh,serikat tani
b. Kelompok vertical yaitu para anggota ada pada berbagai tingkat dari tingkat yang tinggi sampai tingkat yang rendah,karena kelompok ini rata-rata ditentukan oleh kesamaan hobby semata,hal ini ditunjukkan oleh keragaman latar belakang dari para anggotanya.Ex:kumpulan pengemar sepeda lowrider.
6. Faktor-faktor pembentuk kelompok
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
· Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
· Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
· Pembentukan norma kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
· Waktu dan zaman
Kelompok itu tidak terbentuk dengan sendiri tetapi ada suatu proses di dalamnya dan mengalami modifikasi dari waktu ke waktu sehingga terbentuklah suatu kelompok yang kongkrit dalam hal itu terbentuknya suatu kelompok membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar.
· Sebab dan tujuan
Kelompok itu tidaklah mungkin terbentuk tanpa adanya suatu tujuan tertentu, sehingga tujuan dari kelompok itu menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut dan juga mungkin menjadi simbol dari kelompok itu. Ex: Bonek terbentuk dengan tujuan supaya permainan bola persebaya di lapangan baik.
· Sifat dari anggota kelompok
Karena kesamaan sifat dari anggota kelompok itulah kelompok terbentuk.Kelompok terbentuk dari kesamaan sifat, minat dan tujuan yang sama dari banyak individu yang ingin mencari orang yang memiliki sifat yang sama, sehingga dapat berkomunikasi dengan lancar dengan orang yang sepandangan dengan dirinya dengan tujuan mendapatkan interaksi yang sesuai dengan dengan apa yang diinginannya. Dikatakan demikian karena di dalam kelompok itu terdapat suatu ikatan serta tujuan yang menyebabkan si individu tersebut tidak merasa sendirian, karena ternyata masih banyak orang yang mempunyai suatu pola pikir yang sama, sehingga si individu tersebut tidak merasa minder dengan apa yang dia miliki sekarang karena ada kelompok yang mewadahinya ex: perkumpulan gay dan lesby Indonesia
7. Cara pembentukan kelompok
Terbentuknya kelompok itu memang tidak semuanya sama, ada yang secara kebetulan ,paksaan maupun sukarela.Karena semua itu tergantung dari situasi dan kondisi kelompok tersebut. Memang pembentukan kelompok itu diawali dengan adanya presepsi ,perasaan atau motivasi dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya, karena hal itu merupakan suatu proses dasar dari terbentuknya suatu kelompok
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya suatu perassan atau presepsi yang sama dalam memenuhi suatu kebutuhan. Setelah itu akan timbul suatu motivasai untuk memenuhinya, sehingga ditemukannya suatu tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi membentuk suatu kelompok .
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan masing-masing kedudukan anggotanya (siapa yang menjadi anggota dan ketua). Pada interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya sehingga timbul suatu perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena adanya kesadaran pentingnya arti dari suatu kelompok tersebut, sehingga anggota kelompokberusaha menyesuakan diri demi kepentingan bersama. Dan pada akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
8. Macam-macam kelompok sosial
Sekolah merupakan salah satu contoh kelompok sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
• Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
• Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
• Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
• Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM )

Program Kerja SHE pt kai/kereta api indonesia

Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights 1948)