PENGORGANISASIAN KANTOR
Setidak-tidaknya
ada lima buah fakta yang jamak terdapat dan berlangsung dalam organisasi
perkantoran yaitu (1) Setiap organisasi perkantoran pasti mencakup SDM yang
terlibat dalam interaksi sosial, baik disebabkan oleh struktur formal atau
informal; (2) Interaksi dalam system sosial itu tersusun dalam sebuah struktur
yang menjamin perintah dan laporan, baik berhubungan dengan arus pekerjaan
maupun arus informasi; (3) Sebagai suatu system terbuka, setiap organisasi
perkantoran mempunyai hubungan timbal balik baik dalam organisasi intern
ataupun ekstern; (4) Setiap orang dalam organisasi perkantoran memiliki tujuan individu, sebagian daripadanya
merupakan alasan tindakannya; mereka masing-masing mengharapkan organisasi
dapat membantu mencapai tujuannya; (5) Interaksi sosial yang terjadi dalam
menejemen perkantoran tsb juga dapat membantu pencapaian tujuan bersama,
walaupun mungkin berbeda, namun berkaitan dengan tujuan-tujuan individi tsb.
1. Pengertian Organisasi Kantor
Berdasarkan ke lima fakta tsb, dapat dikemukakan bahwa:
a. Organisasi
perkantoran adalah suatu proses yang menjadi tempat orang-orang berinteraksi
untuk mencapai tujuan kantor.
b. Organisasi
perkantoran adalah suatu rangka dasar yang menjadi tempat orang-orang
melangsungkan kegiatannya untuk menerima, menyimpan, mengolah, dan menyajikan
informasi dan merawat aktiva.
c. Organisasi
perkantoran mencalup susunan staf dan alokasi tugas dan tanggung jawab dalam
mengolah data, memasok informasi untuk pembuatan keputusan dan merawat aktiva.
Bentuk
komunikasi atau interaksi bagaimanapun yang terjadi, akan di dapat dua jenis
unsur yang umum terjadi dalam setiap organisasi perkantoran yaitu:
PRINSIP ORGANISASI
PERKANTORAN
(J.J.W.
Neuner dan L.B. Keeling, Modern Office Management, D.B. Taraporevala Sons &
Co., Private Ltd, Bombay, 1970,hh,45-49) menyatakan ada delapan prinsip
organisasi perkantoran yang esensial meliputi:
1. Prinsip tujuan
Tujuan organisasi perkantoran atau kelompok
fungsi dalam organisasi perkantoran mesti dirumuskan dan dimengerti oleh setiap
personalis. Tujuan yang dimengerti akan berubah menjadi mitivasi untuk
mencapainya.
2. Prinsip kesatuan fungsi
Setiap organisasi perkantoran terdiri atas
sejumlah fungsi yang mesti bekerja sama untuk mencapai tujuan utama organisasi
perkantoran itu. Organisasi perkantoran merupakan suatu system yang terdiri
atas sejumlah fungsi yang saling berhubungan dengan saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan.
3. Prinsip hubungan individual
Organisasi perkantoran yang efektif
terbentuk oleh pribadi-pribadi yang mesti melaksanakan pekerjaan. Kendatipun
organisasi perkantoran itu merupakan sebuah system, namun individu-individulah
yang menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.
4. Prinsip kesederhanaan
Organisasi perkantoran yang efektif bekerja
berdasarkan atas kesederhanaan dan interelasi yang jelas. Kesederhanaan
memudahkan para pelaksana untuk memahaminya, sedangkan interelasi yang jelas
mengurangi keraguan.
5. Prinsip wewenang sepadan dengan tanggung jawab
pelaksanaan bawahan yang
kurang lebih serupa melalui prosedur pengawasan rutin, jumlah bawahan yang
dapat diawasi seorang atasan dapat bertambah. Teknologi dapat mendorong
sentralisasi mamajemen.
ORGANISASI
PERKANTORAN DAN PERUBAHAN TEKNOLOGI
Pendiri
mazhab klasik dan bapak ekonomi negara dari inggris, Adam Sminth, menyatakan
bahwa “bentuk-bentuk organisasi usaha tumbuh dari kebutuhan manusia dan kondisi
lingkungan, sekalipun bukan segala-galanya, mungkin dapat dibenarkan
pernyataan”. Manusia dalam usaha mengatur dan mengoorganisasikan dirinya banyak
dipengaruhi oleh kondisi produksi dan perkembangan teknologi”.
SIKAP
PARA AHLI MANAJEMEN TERHADAP PENGARUH
TEKNOLOGI:
1. Tidak banyak menaruh
minat terhadap factor teknologi (Fayol, Brech, Urwick, dan Drukcker).
2. Pakar perilaku manusia menganggap penting
arti teknologi.
a. Farrow,
mengatakan bahwa suatu pandangan organisasi sebagai system teknologi memberikan
kepada organisasi itu dasar yang lebih baik untuk pemahaman dan perbandingan.
b. Dubin, menaruh perhatian besar.
c. Walker , menunjukan sinyalemennya bahwa
perubahan organisasi garis kepada organisasi garis dan staf disebabkan oleh dampak teknologi.
Memaslahatkan
seperangkat teknologi baru, seperti komputer elektronik, seringkali terlalu
ditekankan pada pentingnya peningkatan produktivitas organisasi dan efesiensi
biaya.
Dilihat
dari unsur “inti” dalam organisasi, Masalah penerapan teknologi dalam manajemen
tidak terutama terletak pada latar ekonomi.
7. Prinsip kepengawasan dan kepemimpinan
Kepemimpinan dan pengawasan yang efektif
mesti ditegakan sehingga tujuan organisasi perkantoran itu dapat tercapai. Pengawasan yang efektif akan mencegah
perubahan arah dalam mencapai tujuan. Sementara itu, pengawasan yang efektif
pun merupakan proses belajar bagi organisasi di waktu yang akan datang.
8. Prinsip jangkauan pengawasan
Agar pengawasan dan kepemimpinan dalam
organisasi perkantoran efektif, jangkauan pengawasan di bawah pengawasan
langsung dari seorang menejer kantor atau seorang pengawas seyogyanya dibatasi,
semakin jauh pengawasan menejer kantor semakin besar kemungkinan menurunnya
pertambahan kemampuan pengawasan. Gejala
ini melahirkan apa yang disebut hukum semakin berkurangnya tambahan kemampuan
pengawasan. Pada awalnya tambahan kemampuan pengawasan itu akan meningkat
sampai mencapai titik optimum pengawasan. Setelah itu tambahan kemampuan
pengawasan tersebut akan semakin berkurang, hingga akhirnya mencapai titik 0
(bahkan negatif atau kekecauan pengawasan).
Kebanyakan ahli menejemen melihat 12 hingga
15 bawahan sebagai jangkauan maksimum pada tingkat organisasi rendahan. 5
hingga 6 orang bawahan pada tingkat tinggi. Namun demikian berkat perkembangan
teknologi khususnya komputer elektronika dan system mesin dengan pelaksanaan
bawahan yang kurang lebih serupa melalui prosedur pengawasan rutin, jumlah
bawahan yang dapat diawasi seorang atasan dapat bertambah. Teknologi dapat
mendorong sentralisasi mamajemen.
ORGANISASI
PERKANTORAN DAN PERUBAHAN TEKNOLOGI
Pendiri
mazhab klasik dan bapak ekonomi negara dari inggris, Adam Sminth, menyatakan
bahwa “bentuk-bentuk organisasi usaha tumbuh dari kebutuhan manusia dan kondisi
lingkungan, sekalipun bukan segala-galanya, mungkin dapat dibenarkan
pernyataan”. Manusia dalam usaha mengatur dan mengoorganisasikan dirinya banyak
dipengaruhi oleh kondisi produksi dan perkembangan teknologi”.
SIKAP
PARA AHLI MANAJEMEN TERHADAP PENGARUH
TEKNOLOGI:
1. Tidak banyak menaruh
minat terhadap factor teknologi (Fayol, Brech, Urwick, dan Drukcker).
2. Pakar perilaku manusia menganggap penting
arti teknologi.
a. Farrow,
mengatakan bahwa suatu pandangan organisasi sebagai system teknologi memberikan
kepada organisasi itu dasar yang lebih baik untuk pemahaman dan perbandingan.
b. Dubin, menaruh perhatian besar.
c. Walker , menunjukan sinyalemennya bahwa
perubahan organisasi garis kepada organisasi garis dan staf disebabkan oleh dampak teknologi.
Memaslahatkan
seperangkat teknologi baru, seperti komputer elektronik, seringkali terlalu
ditekankan pada pentingnya peningkatan produktivitas organisasi dan efesiensi
biaya.
Dilihat
dari unsur “inti” dalam organisasi, Masalah penerapan teknologi dalam manajemen
tidak terutama terletak pada latar ekonomi.
Peringatan
dari Frank J. Jasinki mengemukakan bahwa “suatu perubahan dalam produksi atau
teknologi mempengaruhi hubungan-hubungan organisatoris”. Perubahan-perubahan
yang terjadi yang disebabkan oleh penerapan teknologi perkantoran akan
mempengaruhi hubungan sosial diantara menejer dan bawahan, antara personalia
dengan personalia lainya dalam menejemen perkantoran tersebut.
Jika
menejemen perkantoran mengabaikan perubahan hubungan sosial seperti itu (yang
disebut sebagai perubahan “unsur inti”), maka menejemen perkantoran akan mengalami
kegagalan dalam memahami potensi penuh dari perubahan yang terjadi dalam
teknologi.
Manajemen
perkantoran yang diorganisasikan berdasarkan pendekatan tradisional umumnya berjalan
secara vertikal.
Artinya
pendekatan ini hanya mengandalkan diri pada hubungan antara pemimpin dan
bawahan, akan tetapi teknologi informasi, termasuk pemrosesan data dalam System
Informasi Manajemen yang terintegrasi, telah berkembang sedemikian rupa
sehingga menjadi apa yang disebut “Manajemen tingkat horizontal”.
Teknologi
informasi membutuhkan hubungan organisasi yang memiliki jaringan kerja yang
progresif dan garis-garis yang berbeda. Organisasi yang berbeda dibutuhkan
untuk membuat keputusan dan tindakan yang tepat.
Untuk
memecahkan masalah yang simultan, menejer harus mengadakan komunikasi dengan
orang-orang dari bagian-bagian yang sederajat dalam garis horizontal,dan
meminta bantuan menurut garis diagonal kepada orang-orang dari berbagai
hierarki, baik yang bukan pemimpin maupun bawahan.
Informasi
melalui garis vertikal yang tradisional mungkin sangat bairokratis, lamban dan
mengandung biaya yang tinggi, karena itu garis-garis alternatif perlu dibangun
agar system informasi dapat bekerja dengan cepat.
Hubungan
horizontal dan diagonal acapkali tidak tampak dan juga tidak ditetapkan dalam
organisasi formal, namun manakala teknologi informasi digunakan, maka
hubungan-hubungan horizontal dan diagonal akan muncul, sekalipun berdasarkan
garis-garis yang tidak formal. Akibatnya: Sejumlah personalia kantor akan
mengembangkan diri dalam bidang teknik untuk bekerja di luar rangka organisasi
formal tersebut.
1. Manajemen memodifikasikan teknologi informasi
agar dapat menyesuaikan diri dengan organisasi perkantoran yang telah ada dan
telah berjalan.
2. Manajemen memodifikasikan
organisasi perkantoran agar dapat menetapkan dan memformalkan hubungan-hubungan
yang diminta oleh teknologi informasi.
3. Manajemen mempertahankan baik organisasi
perkantoran yang ada maupun teknologi informasi yang tersedia namun pendekatan
itu dibarengi oleh kegiatan untuk memperkenalkan mekanisme agar dapat
mengurangi ketaksesuaian dan konflik diantara organisasi dan teknologi
informasi tersebut.
TEKNOLOGI
PERKANTORAN DALAM DIMENSI METODE DAN PROSEDUR KERJA
Teknologi dan
menejemen kantor
Pengorganisasian
kantor adalah salah satu aspek dan fungsi dari proses menejemen kantor, maka
berbicara teknologi perkantoran tidak lepas dari manajemen kantor dalam suatu
organisasi.
Suatu
organisasi dalam aktifitasnya hampir dapat dipastikan tidak lepas dari
aktifitas menejerial, sejak dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan. Suatu proses manajemen kantor selalu melahirkan dokumen-dokumen
yang merupakan bagian dari bentuk hasil dari pengolahan data menjadi sebuah
informasi yang berguna bagi pimpinan maupun unit-unit organisasi, maupun pihak
lain yang membutuhkan.
Dalam
suatu manajemen kantor, informasi yang dihasilkan baik berupa dokumen-dokumen
maupun bentuk informasi lain, dilakukan pemrosesan dan pengolahannya dengan
pemanfaatan peralatan dan mesin-mesin kantor, yang dalam perkembangannya
merupakan teknologi yang sangat diperluka, karena organisasi turut berkembang
dan tuntutan masyarakat semakin pesat dan kompleks, maka teknologi (khususnya
teknologi perkantoran) ikut berkembang seiring dengan meningkatnya kecerdasan
manusia dalam menciptakan teknologi modern, serta di sisi lain tuntutan
kemajuan organisasi dan kebutuhan masyarakat sendiri akan informasi.
Maka
secara bertahap alat-alat konvensionalpun kemudian berkembang semakin pesat,
dengan lahirnya peralatan yang menggunakan mesin-mesin modern. Keuntungan dari
penggunaan alat-alat teknologi kantoran antara lain:
1. Untuk memperlancar efektifitas pengolahan
data.
2. Untuk meniningkatkan ketelitian dan
memperbaiki suatu pekerjaan.
3. Untuk menghemat waktu, karena pekerjaan
dapat dikerjakan lebih cepat dan tepat.
4. Hasil pekerjaan akan lebih kuat, rapi dan
tersistem.
5. Dapat menampung, mengorganisasi dan mengolah
data secara lebih komprehensif dan terpadu.
6. Untuk mengurangi kelelahan pegawai sehingga
tidak mengurangi semangat dan etos kerja.
Metode dan prosedur
kerja
Proses
manajemen di dalam manajemen kantor adalah suatu sistem rangkaian aktifitas
manajemen kantor, terdiri dari kegiatan-kegiatan subsistem-subsistem yang
saling berkaitan serta tidak dapat di pisahkan satu sama lain.
Pola
sistem yang bekerja di dalam suatu manajemen kantor merupakan gambaran sempurna
dari seluruh kantor untuk di ketahui, bahwa setiap pola sistem yang berlaku
akan terdiri dari sejumlah prosedur.
Prosedur
merupakan urutan pekerjaan atau kegiatan yang terencana dengan tujuan untuk
menangani aktifitas yang berulang. Contoh sederhana adalah penanganan surat masuk atau
keluar,sejak dari penerimaan atau pembuatan sampai pada tahap akhir penyimpanan
adalah merupakan rangkaian kerja/mekanisme sistem yang terdiri dari prosedur-prosedur
kerja, demikian berulang-ulang pada setiap jenis kegiatan yang sama.
Contoh
lain adalah:
Sistem
penjualan :
Personalia, mesin, formulir, perlengkapan dan warkat.
Prosedur :Pemrosesan pesanan, pengiriman barang,
akunting untuk pengiriman, penerimaan
pembayaran untuk penjualan, penanganan klaim dan penyesuaian, dan analisa
penjualan.
Metode :Metode
adalah alat atau sarana mekanis untuk melaksanakan setiap pekerjaan, terdiri
dari:
-
Pemberitahuan penerimaan
pesanan
-
Pemeriksaan status kredit
langganan
-
Persiapan faktur penjualan
-
Distribusi kope faktur
kepada departement pengiriman
-
Pemeriksaan kope pengiriman
yang dikembangkan dari departement pengiriman
-
Lengkapan faktur penjualan
(biaya transport dsb)
-
Distribusi kope kepada
langganan departement akunting dan berkas langganan
Suatu
manajemen kantor yang memanfaatkan teknologi perkantoran dalam aktifitasnya
merupakan proses mekanisme kerja sebagai suatu sistem, di mana pelaksanaannya
diatur melalui prosedur-prosedur kerja yang telah ditetapkan, dengan berbagai
metode tertentu pula yang dilaksanakan.
Penggunaan
teknologi dalam manajemen perkantoran tanpa prosedur dan metode kerja yang
telah berlaku, akan berakibat tidak beruntungnya suatu hasil kerja teknologi
tersebut, terutama di dalam menghasilkan informasi.
Teknologi
Perkantoran dalam dimensi Metode dan Prosedur Kerja
Suatu
aktifitas kantor yang merupakan suatu mekanisme sistem, adalah rangkaian
kegiatan dari komponen-kompenen sistem yang saling terintegrasi untuk suatu
sistem mekanisme kerja yang baik, harus di tunjang dengan prosedur dan metode
kerja yang baik pula.
Metode
dana prosedur kerja yang baik, satu diantaranya adalah penggunaan teknologi
yang tepat dan memadai serta sesuai dengan perkembangan teknologi itu sendiri.
Teknologi perkantoran ditinjau dari
metode dan prosedur kerja dalam suatu organisasi kantor adalah menyesuaikan
teknologi dengan metode dan prosedur kerja yang ditetapkan serta di sesuaikan
dengan karakteristik kantor tersebut.
Peranan
teknologi perkantoran secara metodis dan prosedural kegiatan kantor antara
lain:
1. Dilihat
dari metode kerja :
a. Menciptakan
metode kerja yang mengarah pada pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.
b. Menambah
efisiensi kerja kantor.
c. Membantu
manajemen dalam menilai pekerjaan kantor dan subsistem-subsistem pekerjaan.
d. Mengadakan
penghematan waktu dan biaya.
e. Memeriksa
pengeluaran yang sifatnya memboroskan penggunaan pegawai dan catatan-catatan
yang tidak perlu.
2. Dilihat
dari prosedur kerja :
a. Semakin
mempermudah pelaksanaan kegiatan sehingga berjalan secara efisien dalam hal
waktu dan tenaga.
b. Semakin
lancarnya kegiatan kerja sehingga menghasilkan pekerjaan tang efektif.
c. Semakin
sederhana (singkat).
d. Semakin
efisien kerja (cepat selesai).
TEKNOLOGI
PERKANTORAN
DALAM
DIMENSI SEPERANGKAT ALAT BANTU/HARDWARE
Organisasi
kantor menggarap bidang penyediaan dan penggunaan seperangkat bahan, alat
inventaris,perabot, perkakas, dan mesin-mesin guna melaksanakan
kegiatan-kegiatan kantor tersebut. Seperangkat alat Bantu/hardware inilah yang
disebut dengan teknologi perkantoran.
Semakin
modern suatu organisasi, akan semakin menuntut seperangkat hardware yang modern
pula. Perkembangan kemajuan teknologi perkantoran semakin pesat, berbagai macam
dana corak, bentuk serta kecanggihannya semakin bermunculan saat ini.
Semakin
berkembangnya perangkat hardware yang mendukung bidang perkantoran ini, semakin
memberikan keringanan dan kemudahan bagi manusia di dalam melaksanakan proses
aktifitas kantor dalam manajemen kantor, sehingga perencanaan,
pengorganisasian, pengolahan serta pengawasan kantor dapat berjalan lancer,
serta mampu mengolah dan memproses data menjadi suatu informasi yang tepat,
akurat dalam kondisi kerja yang efektif dan efisien.
Perkembangan
perangkat alat Bantu/hardware bidang perkantoran
Hardware
kantor adalah seluruh paket atau komponen peralatan yang membentuk suatu
sistem, yang lainnya prosedur dan metode kerja, sehingga memungkinkan kantor
dapat melaksanakan aktifitasnya sesuai fungsinya.
Perkembangan
perangkat hardware kantor ini lebih tampak terlihat sejak manusia (baca:
organisasi) mulai meminimalkan peran tanaga ekstra manusia yang dikerahkan pada
alat-alat manusia konvensional masih berjaya.
Jika
diperinci perangkat hardware kantor ini dapat diklasifikasikan antara lain:
- Machine activites by a person : yang termasuk di dalam klasifikasi ini antara
lain type writer, copyng machine, adding and calculating, accounting
machines.
- Machines activated by a language : adalah mesin-mesin yang berada di dalam suatu
sistem tertentu dengan menggunakan bahasa mesin. Yang termasuk dalam
klasifikasi ini adalah unit record (Panch Card), telecommunication
machines dan komputerisasi.
Masing-masing
perangkat ini pada dasarnya memiliki tugas yang sama yakni mengolah data
sehingga menghasilkan informasi yang lebih akurat dan tersistem, baik dalam
suatu integrated data processing system, maupun dalam bentuk electrical data
processing system.
Setiap
perngkat hardware kantor, khususnya komputer atau microprocessor senantiasa
melakukan apa yang disebut “Rekayasa dan desain ulang atas dirinya sendiri”
sehingga perangkat ini akan berkembang dan sempurna dari generasi ke generasi.
Komputer
sebagai salah satu alat Bantu/hardware dalam bidang perkantoran, menjadi “raja”
dalam suatu organisasi kantor. Seluruh proses aktifitas kantor yang berjalan
secara efektif, efisien dan tersistem, hampir tidak lepas dari peranannya yang
multiguna dan multifungsi.
Maka
pekerjaan kantor yang begitu kompleks khususnya dan proses manajemen kantor
secara lebih luas, dapat diselesaikan dan dilakukan dengan waktu relatif
singkat tetapi tetap akurat, efisien, terarah dan terpadu, dengan alat bantu
komputer ini.
Teknologi perkantoran
dalam dimensi seperangkat alat Bantu/hardware
Teknologi
perkantoran ditinjau dari keberadaan dan pemanfaatan seperangkat alat
Bantu/hardware adalah rangkaian upaya penyediaan dan pemanfaatan perangkat
hardware yang dibutuhkan dalam seluruh aktifitas kantor, pada saat kapanpun
proses manajemen kantor berlangsung.
Penyediaan
dan pemanfaatan hardware kantor di dalam suatu organisasi kantor diarahkan
sepenuhnya terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi, terutama tentunya dalam
menghasilkan informasi yang dibutuhkan di dalam pembuatan keputusan, ataupun
yang di butuhkan pula oleh unit-unit organisasi dan pihak lain yang memerlukan
informasi.
Sesempurna
apapun perangkat hardware kantor yang tersedia, perhatian terhadap mekanisme
kerja (system, prosedur, dan metode) serta memelihara dan perawatan hardware,
menjadi penentu efektif tidaknya proses aktifitas kantor dapat berjalan. Untuk
itu dianjurkan kepada pengguna teknologi hardware kantor:
- Ikutilah system
prosedur dan metode kerja yang ada.
- Berikan perawatan
kepada hardware kantor yang digunakan
- Tingkatkan kemampuan,
pengetahuan dan profesionalisme, agar mampu memanfaatkan hardware kantor
secara efektif dan efisien, di samping kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perkembangan teknologi yang terjadi secara pesat dan semakin
sempurna.
SIKLUS PENGOLAHAN
DATA

SIKLUS PENGOLAHAN
DATA
YANG DIKEMBANGKAN

KOMPONEN
DARI SITEM INFORMASI
![]() |
TEKNOLOGI
![]() |
|||
![]() |
KONTROL
PENGETAHUAN
DASAR PENGOLAHAN DATA
Dunia
bisnis dewasa ini, tidak tergantung pada tujuan dan ukurannya berurusan dengan
pengolahan data tentang kegiatan perusahaanya. Hal ini dilakukan untuk
menyediakan informasi yang tepat mengenal kemajuan usahanya. Informasi tsb
sangat dibutuhkan sekali oleh manajemen dalam rangka membuat keputusan.
Keputusan
para pengusaha didasarkan kepada data seperti : biaya operasi, statistik pasar,
tingkat persediaan dan faktor-faktor kuantitatif lainnya.
Kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan cepat tentang usahanya,
bermanfaat sekali untuk mempertahankan hidup perusahaan maupun untuk menang
dalam persaingan.
Data
atau fakta yang telah dikumpulkan tentu saja belum bisa digunakan. Hanya
setelah data tsb diolah (diuji, dibandingkan, digolong-golongkan, dianalisa dan
disimpulkan) data tersebut baru menjadi informasi yang berguna dan bernilai
bagi manajemen.
Data informasi dan
pengolahan data
Secara
harfiah, kata DATA adalah bentuk jamak dari kata DATUM yang berarti fakta. Data
merupakan kumpulan fakta belum terorganisasi tetapi dapat diorganisasi.
Pengolahan
data merupakan urutan tindakan atau operasi-operasi yang berhubungan dengan
mengubah fakta/data menjadi informasi yang berguna.
Manfaat pengolahan
data
1. Untuk
pengambilan keputusan
Informasi yang dihasilkan oleh pengolahan
data sangat berguna untuk pengambilan keputusan perusahaan.
2. Operasi
perusahaan sehari-hari
Pengolahan data berpengaruh terhadap
kelancaran jalannya perusahaan sehari-hari, karena keadaan perusahaan dapat
diketahui dengan cepat, dan pengambilan keputusan dapat dilakukan.
3. Perencanaan
dan pengawasan
Informasi yang tepat akan membantu manajemen
dalam membuat perencanaan pada masa yang akan datang dan dapat mengawasi
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan.
4. Memenuhi
permintaan pihak luar
Pihak luar perusahaan seperti para pemegang
saham, bank, kantor pajak dan pemerintah, juga memerlukan informasi tentang
keadaan perusahaan, tergantung dari tujuan mereka masing-masing.
Sistem pengolahan
data
Pengolahan
data pada dasarnya suatu system yang didalamnya terkait beberapa aspek. System
pengolahan data dimaksudkan sebagai tindakan-tindakan yang terorganisasi yang
melibatkan berbagai aspek seperti manusia, fasilitas dana peralatan. Secara
umum ada tiga metode yang dapat digunakan dalam system pengolahan data.
Metode
|
Alat yang digunakan
|
(Manual Data Processing)
(Mechanical Data Processing)
(Elektronik Data Processing)
|
|
Tahapan pengolahan
data
1. Pencatatan
(Recording)
Yaitu kegiatan pencatatan data ke dalam suatu
format yang permanen, misalnya dari faktur atau kuitansi ke dalam jurnal
harian.
2. Pengklasifikasian
(Classifyng)
Kegiatan pengelompokan data yang serupa atau
mempunyai sifat-sifat sama. Pengelompokan ini sangat bergantung kepada
informasi yang diharapkan dari data tersebut.
3. Penyusunan
(Sorting)
Proses yang berhubungan dengan penyusunan
atau pengurutan data berdasarkan ciri-ciri umum. Biasanya data dapay di urutkan
berdasarkan nomor atau alfabetik. Faktur-faktur misalnya dapat diurutkan
berdasarkan tanggal terjadinya penjualan, atau wilayah penjualan.
4. Perhitungan
(Calculating)
Proses ini meliputi kegiatan (tambah, kurang,
bagi, kali) yang dilakukan terhadap suatu data, menjadi hasil yang diharapkan.
Pada sekumpulan faktur penjualan, misalnya harga harus dilakukan dengan jumlah
penjualan untuk mendapatkan informasi
mengenai total penjualan terhadap suatu jenis barang.
5. Penyimpanan
(Storing)
Suatu proses penyimpanan data secara teratur
agar dapat digunakan pada masa yang akan datang bila diperlukan.
6. Pengambilan
data kembali (Retriving)
Pengambilan kembali data dari tempat penyimpanan
untuk tujuan pengolahan.
7. Pelaporan
(Reporting)
Proses penciptaan informasi berdasarkan
kebutuhan pemakai informasi tersebut.
8. Komunikasi
(Communicating)
Penyampaian informasi berdasarkan kebutuhan
pemakai informasi tersebut.
Tahapan-tahapan
tersebut, pada sistem yang menggunakan komputer secara umum dapat
dikombinasikanmenjadi 3 bagian yaitu :

1. INPUT : Pencatatan fakta-fakta atau data ke media
KOMPUTER SEBAGAI ALAT
PEMROSESAN DATA
Komentar
Posting Komentar